
Mengulas Film Perempuan Tanah Jahanam
Setelah sukses dengan Pengabdi Setan yang dipuji para kritikus dalam maupun luar negeri, Joko Anwar kembali mengeluarkan film horor terbarunya, Perempuan Tanah Jahanam, yang dikemas secara apik dan matang.
Tidak memproduksi film ini sendirian, Base Entertainment menggandeng tiga production house ternama, yaitu Ivanhoe Pictures dari Hollywood yang juga memproduksi The Wailing, CJ Entertainment dari Korea Selatan, serta Rapi Films dan Logika Fantasi dari Indonesia.
Terbayang nggak bagaimana kekuatan bercerita dari tiga negara tersebut digabungkan dengan ide dan arahan Joko Anwar yang karya-karyanya selalu laris di pasaran? Dibintangi oleh Tara Basro, Marissa Anita, Christine Hakim, Ario Bayu, dan para pemain bertalenta lainnya, berikut ulasan Perempuan Tanah Jahanam yang layak Anda tonton.
Sinopsis
Perempuan Tanah Jahanam mengisahkan tentang Maya (Tara Basro), seorang penjaga tol yang kerap dilanda kesialan. Suatu malam saat sedang bekerja, ia diserang oleh seseorang tak dikenal. Merasa keselamatannya terancam, sejak kejadian itu, ia memutuskan untuk berbisnis bersama sahabatnya, Dini (Marissa Anita).
Memiliki permasalahan ekonomi, Maya memutuskan untuk pulang ke desa asalnya, karena ia mendapatkan petunjuk bahwa keluarganya kaya raya dan meninggalkan beberapa warisan. Ditemani Dini, mereka pun pergi ke sebuah desa, tempat di mana Maya dilahirkan.
Setibanya di desa itu, Maya mulai dihantui beberapa sosok anak yang sudah meninggal. Tidak hanya itu, seluruh penduduk desa ternyata mengincarnya untuk suatu rencana yang mengerikan.
Suasana Desa Yang Terpencil
Untuk menuju desa tempat tinggal Maya sewaktu kecil, mereka harus menempuh perjalanan yang cukup panjang melalui bus, di mana hanya terdapat pepohonan saja di sisi kanan dan kiri jalan. Sesampainya di terminal pun, mereka masih harus menaiki delman untuk ke tempat tujuan.
Anehnya, ketika Maya mencoba bertanya kepada para kusir, hampir tidak ada yang mengetahui nama desanya. Sekalipun ada yang mengetahui lokasi desa tersebut, sang kusir memasang harga yang tinggi dengan alasan jarak tempuh yang cukup jauh dan terpencil.
Baca Juga : Sinopsis Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur, Sang Hantu Yang Telah Lama Ada Di Indonesia
Benar saja, setelah melewati setangah jalan, rasanya seperti memasuki sebuah hutan belantara yang tidak ada kehidupan di dalamnya. Maya dan Dini juga merasakan keanehan ketika bertemu dengan beberapa warga yang terlihat misterius dan memberikan tatapan dingin seolah ingin menyerang mereka.
Tidak memiliki tempat tinggal untuk bermalam, Maya memutuskan untuk tinggal di sebuah rumah besar yang diyakini merupakan rumahnya waktu kecil. Dan tanpa disadari, rumah tersebut merupakan awal malapetaka baginya.
Sosok Nyi Misni Yang Misterius
Bingung ingin bertemu siapa, Maya memutuskan untuk bertemu Kepala Desa, Ki Saptadi (Ario Bayu). Saat tiba di rumah Ki Saptadi, Maya dan Dini disambut oleh seorang nenek tua bernama Nyi Misni (Christine Hakim). Ia pun keluar dengan kaki pincang dan wajah sinis untuk menyambut mereka.
Merasa takut dan bingung ketika ditanyai ada keperluan apa, keduanya terpaksa berbohong agar dapat bertemu dengan Ki Saptadi. Seakan tidak senang dengan Maya dan Dini, Nyi Misni memberikan tatapan serta gerak tubuh yang seolah menyiratkan sebuah penolakan. Selain tatapannya yang dingin, sosok misterius Nyi Misni semakin terlihat dan terasa berkat kebaya yang dikenakannya sebagai pakaian sehari-hari, serta logat bahasa Jawanya yang kental.
Pendapat Saya
Menjadi salah satu orang pertama yang dapat menonton film Perempuan Tanah Jahanam, membuat saya sangat excited! Pasalnya, siapa sih yang tidak mengagumi karya-karya Joko Anwar? Terlebih lagi, film horor sebelumnya, Pengabdi Setan, sukses membuat saya terbayang-bayang wajah ‘Ibu’ dan menjadi sangat sensitif tiap kali mendengar suara lonceng.
Melalui Perempuan Tanah Jahanam, Joko Anwar kembali berhasil membuat saya terus teringat akan film ini. Tidak hanya menyuguhkan cerita yang mind blowing, Joko juga mengangkat nilai budaya yang sudah jarang ditemui di film-film horor Indonesia, seperti wayang, mitos-mitos tabu dalam desa, hingga penampilan kusir delman yang mengenakan lurik.
Saya juga kagum terhadap sinematografinya yang dikemas secara baik dan tidak terduga. Tidak mengandalkan jumpscare untuk menakuti penonton, lagi-lagi Joko Anwar berhasil memberikan rasa takut dengan level yang berbeda. Ajaibnya, tidak hanya di bioskop saja saya merasa takut, ngeri, dan bulu kuduk berdiri, tetapi selang beberapa hari kemudian pun, perasaan tidak nyaman tersebut terus menghantui saya setelah menyaksikan film ini.
Dalam segi akting, Tara Basro, Christine Hakim, Ario Bayu, dan para pemain lainnya mampu membawakan peran watak yang dapat membuat karakter masing-masing menonjol, bahkan para aktor baru sekalipun. Saya sangat mengagumi bagaimana Joko Anwar dapat mengemas film yang telah dibuat olehnya selama 10 tahun ini secara apik dan sangat matang. Menurut saya, Perempuan Tanah Jahanam dapat dinikmati bagi Anda yang menyukai film horor maupun tidak.